Di tengah usaha pelestarian dan revitalisasi budaya lokal, Matsu Biennial 2023 berdiri sebagai contoh nyata dari bagaimana sebuah festival seni dapat memainkan peran penting dalam menghidupkan kembali industri dan budaya setempat. Diinisiasi oleh trio desainer terkemuka Chun Ming Wang, Hou ching Lee, dan Han Wu, festival ini tidak hanya menjadi ajang ekspresi kreatif, tetapi juga sebagai gerakan budaya jangka panjang yang bertujuan untuk mengintegrasikan solusi desain dalam tata kelola berkelanjutan.
Uniknya, Matsu Biennial tidak hanya merupakan perayaan seni yang berlangsung selama beberapa hari. Proyek ini direncanakan berlangsung selama sepuluh tahun dengan lima perhelatan biennial, yang setiap tahapannya melibatkan para ahli untuk menyediakan solusi desain terintegrasi. Pendekatan ini menggabungkan tata kelola budaya dan pemikiran desain ke dalam proses pembuatan kebijakan, dengan tujuan untuk memajukan seni dan pendidikan.
Sebagai realisasi dari penelitian mendalam mengenai warisan militer dan budaya Matsu, Matsu Biennial 2023 mengundang partisipasi masyarakat lokal dan para ahli untuk bersama-sama menciptakan 70 karya seni yang tersebar dalam 9 proyek kurasi. Karya-karya ini melintasi berbagai medium kontemporer dengan seni tradisional, menghubungkan dan merevitalisasi tradisi lokal. Dengan sorotan seperti Underwater Lab dan The Island Scene, festival ini menampilkan seni teknologi, video, patung, seni papercutting tradisional, dan instalasi situs militer, menciptakan lansekap kunci di pulau tersebut.
Spesifikasi teknis dari Matsu Biennial mencakup pameran yang menyebar di empat kota dan lima pulau Matsu, dengan kerangka kerja dari 9 proyek kuratorial yang terdiri dari 70 karya yang mencakup desain seni, arsitektur lanskap, seni kuliner, dan pertunjukan. Lokasi pameran yang beragam, mulai dari pantai, persimpangan strategis, plaza, situs militer, rumah pribadi, kafe, hingga museum, menunjukkan inklusivitas dan jangkauan festival ini.
Interaksi desain yang ditawarkan oleh Matsu Biennial 2023 menangani isu-isu melalui desain sosial dengan lima prinsip utama: dialog dengan komunitas, keberlanjutan dengan visi 10 tahun, perencanaan yang berkelanjutan, tata kelola ruang dalam skala arsitektur, dan transformasi budaya organisasi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi seni dan desain.
Matsu Biennial 2023, yang berlangsung dari 23 September hingga 12 November 2023, merupakan hasil dari penelitian komprehensif yang dimulai pada tahun 2007 dan perencanaan yang dimulai pada tahun 2019. Tema "Ruby Red After Summer" menghormati tradisi pembuatan anggur di Matsu dan bertujuan untuk "mengfermentasi seni". Tantangan terbesar dari festival ini adalah menanamkan identifikasi budaya secara lokal, melestarikan dan berinovasi dengan bantuan para ahli untuk meningkatkan partisipasi dan komunikasi lokal melalui desain sosial.
Dengan penghargaan Iron dalam A' Event and Happening Design Award pada tahun 2024, Matsu Biennial telah mendapatkan pengakuan atas upayanya dalam mengintegrasikan praktik terbaik industri dan karakteristik teknis yang kompeten. Festival ini tidak hanya memberikan kepuasan dan perasaan positif, tetapi juga berkontribusi pada penciptaan dunia yang lebih baik melalui dialog budaya yang inovatif.
Desainer Proyek: Matsu Biennial
Kredit Gambar: Matsu Biennial
Anggota Tim Proyek: Co-organizers: Chung-Ming Wang, Hou-ching Lee, Jing-hui Huang, Xiao-Yun Wu
Marketing Coordinator: Ayu Cheng
Chief of Operations: Hui-Ting Liu
Curatorial team: Lee Ro-Mei, Chao Kai-Chih, Eric Chen, Eva Lin, Chang Cheng-Yu, Chang Kuang-Yi, Nakaw Putun, Han Wu, Hung Yu-Cheng, Ella Jheng, Liu Mei-Yu, Tammy Yu-Ting Hsieh, Pilar Tsai, Li-Wei Hou, Liting Liu, Hsieh Shu-Ching, Wang Shih-Yu, Wilma Ku, Yu-Zheng Ye
Nama Proyek: Matsu Biennial 2023
Klien Proyek: Lienchiang County Government and The General Association of Chinese Culture